Selasa, 15 Maret 2016

Kisah Mistis Adikku yang Hilang 15 Tahun

loading...
Saya tidak paham kenapa saya bercerita ini pada kalian. Masalah kehilangannya mungkin saja telah diendapkan bertahun-tahun mengingat tak ada informasi sekalipun. Saya cuma mengharapkan mungkin saja dengan menulis narasi ini dapat ada info. Info tentang kehadiran adikku. Lima belas th. waktu lalu, adikku meninggalkan kami selamanya… 

Adikku ini miliki ciri-ciri yang unik. Dia mempunyai banyak rekan. Hanya bila diakhir minggu, dia senantiasa nonton tv. Lantaran kami tidur satu kamar, ketika ultah kami memohon hadiah tv yang dapat dipasangkan di kamar kami. Semestinya bukanlah keinginan yang keterlaluan kan? Namun sebenarnya mungkin saja agak tidak sama. Kami dirawat oleh ibu saja. Serta dia begitu kronis sekali. 

Sejak bapak meninggalkan kami, ibu menajdi mabuk-mabukan serta tak mempedulikan kami sekalipun. Kami sangat terpaksa mengurusi diri kami sendiri. Pergi ke sekolah sendiri, belanja, serta bahkan juga kami pernah mengemis. Begitu mengenaskannya… 

Pada akhirnya 21 Oktober, hari ultah saya tiba. Sebenarnya saya tak meyakini kita bakal memperoleh tv. Namun adik saya begitu semangat sekali. Dia rasa kita mungkin saja bakal mempunyai tv. 

Hari itu, waktu saya balik ke tempat tinggal, saya lihat ibu tengah di dapur. Itu panorama yg tidak umum. Umumnya dia senantiasa didalam kamar serta mengunci diri. Namun tampak dia masih tetap dalam kondisi mabuk. Walaupun demikian saya tetaplah suka, ibu ada diluar. 

Sesudah makan malam berbarengan, adik saya berteriak dengan lantang, “saatnya bisa hadiah!! ” Saya begitu meyakini suaranya begitu keras serta terdengar sekomplek bangunan (kami tinggal dirumah susun simpel). Ibu kami tampak membawa satu kotak yang nampaknya begitu berat. Mata adik saya segera berbinar. 

Saya bertanya apakah dia menginginkan buka kotak kardusnya? Dia segera merobek kardus itu dengan cepat. Serta didalam kardus itu, ada satu tv, tv dengan antena kelinci. 

Kami menempatkan TV tersebut di dalam kamar. Adik saya masihlah tak yakin. Saya selekasnya mengerti nyatanya ada tv tidak selamanya sesuai sama harapan. Banyakan salurannya yaitu iklan atau acara tidak terang. Saya pada akhirnya menyerahkan ke adik saya. 

Dia lalu utak-atik salurannya serta memperoleh saluran 21. Nyatanya itu acara spesial untuk kanak-kanak. Saya rasa itu hanya satu saluran spesial anak-anak. Bila tak salah namanya Caledon Local 21. Entahlah. 

Film itu menurut saya begitu tak terang. Saya sendiri tak menontonnya, terkadang cuma lihat sepintas. Kadang-kadang ada film yang diperankan dengan tangan lelaki dewasa. Terlihat bodoh sekali. Lantas ada juga film sekitar tuan beruang. Cuma dua film itu yang paling saya ingat. Serta seperti yang saya katakan, film itu di buat dengan jelek sekali, bahkan juga terlihat begitu amatir. 

Lantas diakhir th. 1999, adik saya mendadak menceritakan dengan girang ke saya. Tuturnya Tuan Beruang mengundangnya ke tempat tinggalnya. Tuturnya ini kesempatan sekali seumur hidup. Lantaran dia begitu keuh-keuh, pada akhirnya saya meladeninya. 

Kami mencatat alamat tempat tinggal itu. Saya menulis alamatnya ke tangan dengan pena saya. Dipikir-pikir kembali, kami begitu nekad. Beberapa orang di tv itu mungkin saja saja yaitu pembunuh. 

Lantaran alamatnya nyatanya lumayan dekat dengan tempat tinggal kami, pada akhirnya kami jalan kaki ke situ. Sebenarnya saya menginginkan memohon ibu untuk mengantar, namun kelihatannya dia tengah tertidur. Ya telah, saya saja yang mengantarnya. 

Meskipun kelihata dekat, nyatanya juga kelihatannya ada 1-2 km. perjalanannya. Saya tak ingat. 

Waktu hingga ke tempat tinggal yang ditulis, agak terperanjat juga. Tempatnya cukup bobrok. Saya tidak paham apakah saya pergi ke tempat tinggal yang benar? Saya mengetuk pintu. 

“Ya” 
Selang beberapa saat nampak seseorang pria berkostum beruang buka pintu. Dia, dengan nada yang dipaksa, menyongsong adik saya. Saya mengintip sepintas, tampak telah ada anak-anak lain yang duduk di situ. Mereka kenakan topi pesta. 

Saya berkata dengan pria beruang itu, bila saya bakal balik jam 4 sore kelak. Si pria tertawa aneh katakan, “Tentu.. pasti.. sampai jumpa! ” Dia tutup pintu. Saya jalan kembali pada tempat tinggal. 

Di dalam jalan, sialnya hujan! 
Lantaran dingin saya menggosok-gosok tangan saya. Sembari jalan ke tempat tinggal. Dirumah menanti adik terasanya begitu lama sekali. Walau sebenarnya umumnya jikalau bareng-bareng dia juga cuma nonton TV saja. Namun menit melalui menit, jam melalui jam, pada akhirnya tiba juga saya menjemput adik saya. 

Saya buka kertas, serta jantung saya berhenti… 

Alamat yang saya catat di tangan luntur. 
Jantung saya berdegup kencang sekali. Dug.. Dug… Ini dikarenakan hujan tadi, serta bodohnya, saya menggosok-gosok tangan lagi! Dug…dug… Saya segera terburu-buru menyalakan tv mengharapkan siarannya masihlah mencantumkan alamat mereka. Dug…. Dug…. Sial! Cuma penampilan statis. Kelihatannya hujan bikin salurannya terganggu. Sial! Sial! Dug… Dug… 

Peristiwa setelah itu saya tidaklah terlalu ingat. Kelihatannya kami segera menghubungi polisi. Saya tak dapat memberi nama atau alamat pada mereka. Saya terasa tolol sekali. Kami fikir orang saluran tv bakal mengantar adik pulang. Namun tak, hingga malam tak ada siapa-siapa. Satu minggu lalu. Satu bulan lalu. Setahun….. 

Ibu juga tampak makin menjauh dari saya. Bahkan juga dia sekian kali coba mengakhiri hidupnya. Terakhir ada informasi kalau tempat tinggal yang konon jadi tempat siaran Ruangan Bawah Tanah Tuan Beruang, saluran Caledon Local 21 telah diketemukan oleh polisi. Sayangnya tempat tinggal itu telah kosong. Tak ada siapa-siapa. 

Kemudian saya tak ada infonya lagi. Sejujurnya saya tak meyakini dia masihlah selamat. Besar kemungkinan dia telah pergi selamanya. Istirahat yang tenang adikku. Th. ini semestinya anda telah berusia 21 tahun…