Senin, 21 Maret 2016

Senjata Pusaka Daerah Rencong Aceh

loading...

Nyaris kebanyakan orang Aceh, terlebih golongan lelaki, mempunyai rencong. Bahkan juga, orang Aceh yang ada di perantauan juga banyak yang menaruh senjata ini, walau mungkin saja tidak sering atau bahkan juga tak pernah dipakai. Untuk mereka, rencong bukanlah sebatas senjata namun juga jadi rekan hidup. 

Dilihat dari segi sejarah, T. Syamsuddin, et. al., (1981 : 4-6) membagi kemunculan rencong kedalam dua periode. Pertama, kemunculan beragam type perkakas yang dipakai keseharian. Peralatan itu juga adalah peralatan senjata tajam yang mencakup alat perang, kapak, pisau, dan sebagainya. Pembuat peralatan ini dimaksud pandee beusou. Orang ini biasanya juga bikin senjata tajam berupa pendek semacam pisau yang berperan sebagai alat potong. 

Ke-2, rencong sebagai senjata dalam peperangan. Senjata ini adalah perubahan dari pisau yang awal mulanya dipakai sebagai alat potong. Pisau dikira tak berperan efisien dalam peperangan, jadi memiliki bentuk dirubah sedikit serta beralih jadi senjata tikam. Kelebihan rencong di banding peralatan perang lain, seumpama pedang, yaitu memiliki bentuk yang kecil. Bentuk seperti ini bikin rencong bisa diselipkan di pinggang hingga tak di ketahui musuh. Rencong dipakai dalam pertarungan jarak dekat. 

Sama juga dengan peralatan dari besi yang lain, rencong pada awal kehadirannya di buat oleh pandee beusou. Cuma saja orang yang bikin senjata ini yaitu pendee beusou yang telah trampil. Ia mesti dapat membuat senjata yang ampuh sebagai alat perang dan bentuk yang indah sebagai benda pusaka. 

Rencong pertama kalinya dipakai sebagai senjata perang saat perang melawan Portugis, yakni pada saat pemerintahan Sultan Ali Muqhayat Syah pada kurun 1514-1528. Bentuk rencong pada saat tersebut yang lalu jadi bentuk rencong seperti yang di kenal saat ini. 

Bentuk rencong tunjukkan jalinan erat senjata ini dengan nuansa Islam. Rangkaian huruf Arab Ba, Sin, serta Lam lalu mirip bentuk kalimat bismillah. Tetapi, bentuk ini seperti kalimat itu cuma abstrak saja, tak betul-betul membuat kalimat itu. Bentuk yang diserupakan dengan kalimat suci itu lantas jadi basic kalau rencong tak bisa dipakai asal-asalan. Senjata ini cuma bisa dipakai untuk kebaikan, atau membela diri, serta berperang di jalan Tuhan 

Di jaman dahulu rencong jadi lambang Islam dimana senjata ini terkait dengan jihad sebagai perang suci. Oleh karena itu, saat berperang dengan senjata ini, pemakai bakal memperoleh kemampuan dari Allah. Diluar itu, rencong disebutkan juga memiliki “ilmu”, yang bisa disimpulkan sebagai kemampuan yang ada pada rencong itu 

Bahan pembuat rencong tidak sama tingkatan bergantung siapa yang memiliki senjata itu. Sarung rencong punya raja atau sultan terbuat dari gading, serta mata pisaunya terbuat dari emas. Pada tubuh rencong terukir ayat suci Alquran. Sedang untuk sarung rencong umumnya terbuat dari tanduk kerbau atau kayu, sedang tubuh rencong terbuat dari kuningan atau besi putih 

Bentuk rencong di pengaruhi oleh senjata-senjata di Turki serta anak benua India. Hal semacam ini mengingat jalinan internasional Aceh dengan beberapa daerah diluar negeri telah lama berjalan dengan baik. Bentuk rencong memiliki kemiripan dengan semacam pedang dari Turki, kilij. Bentuk rencong juga serupa dengan pedang dari Kesultanan Mughal meskipun tambah lebih pendek.