Senin, 21 Maret 2016

Senjata Pusaka Daerah Medan Piso Gaja Dompak

loading...

Piso Gaja Dompak tersebut yaitu satu keris yang panjangnya sekitaran 60-70 cm dengan pegangan yang mirip patung gajah. 

Piso, berarti pisau. Runcing serta tajam, mengarit serta memotong. Ada pula yang mengartikan tidak sama, piso bisa pula dijelaskan untuk muka yang agak runcing, mata yang tajam. 

Runcing yaitu benda yang dengan gampang untuk lakukan tusukan. Dalam bhs Batak dimaksud rantos. Rantos yaitu ketajamannya. Dalam orang-orang Rantos yaitu ketajaman memikirkan, kecerdasan intelektual sampai kejeniusan seorang disimpulkan sebagai ketajaman lihat suatu hal persoalan, kesempatan serta kecerdasan mengambi rangkuman serta aksi. 

Pemimpin Batak diinginkan mempunyai kecerdasan intelektual untuk handal bertindak berguna untuk semuanya kelompok. Dalam berstruktur, kecerdasan memikirkan individu bisa dikumpulkan dengan perjanjian akhir. Perjanjian sebagai ketentuan itu dimaksud tampakna. Marnatampak berarti duduk berbarengan, bermusyawarah. Hasil ketentuan berbarengan yaitu hasil ketajaman fikiran, kecerdasan serta itelektual orang Batak. Hasil ketentuan ini dihandalkan dapat lakukan penetrasi waktu operasional. Berikut yang dimaksud “tampakna do rantosna, rim ni tahi do gogona”. Hasil perjanjian yaitu ketentuan intelektual yang handal serta dengan berbarengan jadi kemampuan operasionalnya. 

Gaja Dompak yaitu sebutan untuk bentuk ukiran yang berpenampang gajah. Pisao Gaja Dompak yaitu pisau yang memiliki ukiran pada tangkai. Ukiran itu Gaja Dompak. 

Piso Gaja Dompak, senjata khas suku batak adalah pusaka kerajaan batak. Kehadiran senjata ini tidak bisa dipisahkan dari perannya dalam perubahan kerajaan Batak. Senjata ini cuma dipakai di kelompok raja-raja saja. Mengingat senjata ini dapat adalah satu pusaka kerajaan, senjata ini tak di ciptakan untuk membunuh atau melukai orang lain. Sebagai benda pusaka, senjata ini dikira mempunyai kemampuan supranatural, yang bakal memberi kemampuan spiritual pada pemiliknya. Senjata ini dapat adalah benda yang dikultuskan serta kepemilikan senjata ini yaitu hanya keturunan raja-raja atau mungkin dengan kata lain senjata ini tak dipunyai oleh orang diluar kerajaan. 

Belum ada catatan histori yang mengatakan kapan tepatnya Piso Gaja Dompak jadi pusaka untuk kerajaan Batak. Tetapi, dari hasil penelusuran penulis Piso Raja Dompak ini erat hubungannya dengan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I. Hal semacam ini berdasar pada keyakinan orang-orang pada mitos datang dari kebiasaan lisan yang terdaftar dalam aksara. 

Senjata tradisional suku Batak terkecuali Piso Gaja Dompak yang cuma dipakai oleh raja-raja saja, sedang digunakan orang-orang, seperti Hujar, Tunggal Panaluan, Piso Karo, Piso Gading, Piso Sanelenggam, Piso Toba, Podang serta Tombak.