Selasa, 22 Maret 2016

Kisah Mistis Bekas Bangunan Tua Yang Angker

loading...
Terlebih dulu saya menginginkan mengenalkan diri dahulu, nama saya Farid. Saya terkenal diteman-teman 

dekat mempunyai kekuatan supranatural serta saya sadar miliki kekuatan itu sejak smp. 

Saya alami banyak peristiwa aneh, misterius, horor serta gaib. 

Terdapat beberapa cerita sesungguhnya namun saya bakal bercerita satu cerita mengenai tempat tinggal angker yang ada 

dikampung rekan saya. Namanya heru, saat itu sekitaran th. 2006 usia saya sekitaran 21 th.. 

Saya lagi nongkrong diwarung depan tempat tinggal heru. Sembari sesekali menegak kopi hangat diwaktu itu 

baru usai hujan. Saya dihampiri oleh 2 orang teman dekat saya heru serta jaya. 

Terlihat mereka mengajak seseorang rekan lagi sembari mengenalkan diri, dia bernama anto dan 

dia seseorang mahasiswa yang baru ngekost dibelakang tempat tinggal jaya. Sembari memperkenal anto, jaya 

serta heru memberi tahu tujuannya anto menjumpai saya. Nyatanya mereka lagi bercakap masalah hantu dan 

kebetulan menurut mereka saya yaitu ahli di bagian itu. 

Kebetulan hari itu malam jumat, anto menginginkan sekali lihat bagaimana bentuk hantu atau jin itu. Saya 

segera menampik, saya katakan “ah saya tidak mau, saya tidak mood, bila ingin mencari begituan coba 

saja mencari dikuburan sendiri, inikan malam jumat juga” demikian kata saya. Namun anto menginginkan sekali, heru 

serta jaya juga ikutan merayu saya. 

Saya katakan memang kalian berani?, mereka menjawab berani pasti mesti dengan saya. Kemudian 

saya ajukan pertanyaan memangnya kalian telah miliki maksud ingin mencari di mana?. Heru kemudian 

mengusulkan kerumah tua yang nyaris rusak bangunannya itu di tepi kampungnya dan 

lalu kami juga pergi. 

Setelah tiba dirumah itu memanglah saya menangkap kesan mistis namun entahlah saya semacam 

kebal pada hal seperti itu. 

Kelihatannya mereka sembunyikan diri dari saya, namun tidak sama dengan ke tiga kawan saya ini. Saat 

ingin masuk nyatanya tempat tinggal itu terkunci gerbangnya serta ada tetangga tempat tinggal itu yang menyimpan 

kuncinya. Heru juga minta ijin untuk masuk tempat tinggal itu pada si bibi yang menaruh kunci 

gerbang tempat tinggal itu. 

Terlebih dulu dia jadi memberikan nasehat kita supaya mengurungkan kemauan, satu bulan terlebih dulu ada kakek 

tetangga si bibi melalui di sana waktu magrib mendadak ada yang mendorongnya hingga sakit selama 

satu bulan, kebetulan kakek itu keluar tempat tinggalnya serta membetulkan narasi itu. Namun 3 anak itu tak 

mengurungkan tujuannya sekalipun. 

Kami juga masuk tempat tinggal itu, saya segera mengajak mereka segera kehalaman belakang 

lantaran terasa mereka bakal nampak di sana. Benar saja kami melalui satu lorong untuk 

kehalaman belakang, saya hingga lebih dahulu lalu disusul heru lalu jaya serta si anto yang 

menginginkan lihat hantu jadi masihlah ketakutan sembari memegang pintu gerbang tak berani masuk. 

Namun waktu jaya baru 1/2 perjalanan mendadak dia lari kencang keluar tempat tinggal itu, lihat jaya lari, 

heru juga balik tubuh serta lari juga namun hingga sebagian mtr. langkahnya berhenti serta lalu dia 

berkata, “rid ada yang hadang saya nih, tolong” dengan tenang saya segera pegang heru serta saya 

lihat heru sesungguhnya telah 1/2 kerasukan. 

“kalau kalian mendadak lihat penampakan serta terasa pusing dapat di pastikan bila kalian sudah 

1/2 kerasukan”. 

Sewaktu itu saya segera jadikan heru sebagai mediasi, saya ajukan pertanyaan apa sajakah yang dia saksikan. Dia 

lihat seseorang wanita menggunakan kebaya putih dengan bawahan kain mukanya pucat tengah melotot 

kepadanya, ada raksasa tinggi besar mukanya seram, kepala bertanduk serta bertaring seolah sedang 

geram pada kami serta banyak lagi yang ada di dalam tempat tinggal itu. 

Hanya saya tak gegabah untuk menyerang mereka. lantaran tujuannya kan cuma untuk lihat, saya 

juga mengajak heru kembali keluar tempat tinggal itu. Saya katakan janganlah lari kelak anda terserang, dia pun 

jalan disamping saya sembari sesekali lihat dalam tempat tinggal itu melalui jendela yang rata-rata sudah 

jebol, hingga digerbang. 

Saya menyuruh heru mengunci kembali gerbang itu sembari gemetaran tangannya menguncinya tapi 

macet, nyatanya wanita berbaju kebaya itu tengah ada di hadapan heru. Saya juga sangat terpaksa melompat 

pagar serta menguncinya dari dalam, saya rada jengkel dengan si anto, dia miliki niatan jadi nggak 

turut, saya sumpahi tidak akan tidur tenang malam itu. 

Malam itupun berlanjut kita bercakap serta heru masihlah terlihat ketakutan hanya gelagatnya sudah 

tak beres, positif dia telah kerasukan. Waktu itu saya kembali mengajaknya ke warung kopi depan 

tempat tinggalnya. Setiba diwarung kopi mendadak si heru bicara padaku “rid, dia ngikuti kita tuh, tuh saya 

di panggil. Dia di sudut gang itu, dia geram sama kita” serta dia katakan lagi mari kita mohon maaf, kita 

mesti ke sana lagi, ke tempat tinggal itu. 

Kita telah salah ganggu mereka selalu saya menimpali heru “ru kita ini manusia derajatnya lebih 

tinggi lagian kan tak ngapa-ngapain di sana”, saya sih ogah mohon maaf sama setan. Mari lah rid 

saya mohon, tuh si tanduk besar itu masihlah melotot di ujung gang. Dia ingin jemput saya tuturnya, apa 

bisa buat pada akhirnya saya menuruti keinginan heru. 

Namun untuk menuju ke sana saya berputar melalui jalur yang lain, saya gagasan menginginkan menyadarkan heru. 

Setelah tiba di depan masjid saya juga katakan pada heru kalau saya menginginkan buang air kecil. Heru 

juga menurut masuk ke masjid, saya selekasnya ambillah air wudhu serta mendatangi heru. Saya pegang 

kepalanya serta membaca basmallah saya keluarkan daya tenaga dalam saya. 

sontak heru lalu teriak mengerang dimasjid seperti binatang, sembari giginya beradu dan 

matanya jadi menyala merah serta tangannya sesekali mencakar keramik masjid hingga berbunyi. 

saya agak kaget lantaran baru pertama kalinya lihat seperti ini. Umumnya korban kesurupan yang saya 

tangani hanya teriak kesakitan tak ada mencakar atau matanya bercahaya. 

Sesudah sebagian menit tak susah untuk mengusirnya. Saya berbisik pada jin yang merasuki heru 

supaya keluar atau saya buat lebih menanggung derita lagi, setalah itu heru juga teriak paling akhir “rid sakit lepasin, 

tolong lepasin serta dia menepis cengkraman tangan saya dikepalanya. Memanglah sih cengkraman 

tangan saya keras serta menyakitkan apa lagi untuk orang yang kerasukan sekian kali lipat 

sakitnya. Saya juga ajukan pertanyaan “kamu telah sadar sob” dia menjawab sembari bingung, mengapa saya ada 

dimasjid. Lantas saya menerangkan kalau dia tadi kerasukan. 

Serta saya bertanya di mana dia paling akhir kali mengingat suatu hal, nyatanya sesudah keluar dari rumah 

itu dia tak ingat apa-apa lagi, kami juga kembali kewarung. Jaya serta anto menyusul kami mengira 

kami kembali kerumah itu serta mereka menyusul ke sana, sembari menemuiku si jaya juga mengeluh 

pusing pada saya. Saya saksikan dia sempat juga lihat suatu hal, saya pegang kepalanya dan 

lalu mengalirkan sedikit daya dia telah kembali pada. 

Saya juga berikan saran pada anto, lain waktu bila tak siap dengan hal seperti itu lebih baik 

janganlah di cari. Demikian halnya rekan-rekan pembaca beberapa cerita horor, bila belum siap lebih baik 

dijauhi serta banyak berdoa pada Tuhan YME. Tunggulah narasi setelah itu dari saya.