loading...
Terlebih dulu saya menginginkan mengenalkan diri dahulu, nama saya Farid. Saya terkenal diteman-teman
dekat mempunyai kekuatan supranatural serta saya sadar miliki kekuatan itu sejak smp.
Saya alami banyak peristiwa aneh, misterius, horor serta gaib.
Terdapat beberapa cerita sesungguhnya namun saya bakal bercerita satu cerita mengenai tempat tinggal angker yang ada
dikampung rekan saya. Namanya heru, saat itu sekitaran th. 2006 usia saya sekitaran 21 th..
Saya lagi nongkrong diwarung depan tempat tinggal heru. Sembari sesekali menegak kopi hangat diwaktu itu
baru usai hujan. Saya dihampiri oleh 2 orang teman dekat saya heru serta jaya.
Terlihat mereka mengajak seseorang rekan lagi sembari mengenalkan diri, dia bernama anto dan
dia seseorang mahasiswa yang baru ngekost dibelakang tempat tinggal jaya. Sembari memperkenal anto, jaya
serta heru memberi tahu tujuannya anto menjumpai saya. Nyatanya mereka lagi bercakap masalah hantu dan
kebetulan menurut mereka saya yaitu ahli di bagian itu.
Kebetulan hari itu malam jumat, anto menginginkan sekali lihat bagaimana bentuk hantu atau jin itu. Saya
segera menampik, saya katakan “ah saya tidak mau, saya tidak mood, bila ingin mencari begituan coba
saja mencari dikuburan sendiri, inikan malam jumat juga” demikian kata saya. Namun anto menginginkan sekali, heru
serta jaya juga ikutan merayu saya.
Saya katakan memang kalian berani?, mereka menjawab berani pasti mesti dengan saya. Kemudian
saya ajukan pertanyaan memangnya kalian telah miliki maksud ingin mencari di mana?. Heru kemudian
mengusulkan kerumah tua yang nyaris rusak bangunannya itu di tepi kampungnya dan
lalu kami juga pergi.
Setelah tiba dirumah itu memanglah saya menangkap kesan mistis namun entahlah saya semacam
kebal pada hal seperti itu.
Kelihatannya mereka sembunyikan diri dari saya, namun tidak sama dengan ke tiga kawan saya ini. Saat
ingin masuk nyatanya tempat tinggal itu terkunci gerbangnya serta ada tetangga tempat tinggal itu yang menyimpan
kuncinya. Heru juga minta ijin untuk masuk tempat tinggal itu pada si bibi yang menaruh kunci
gerbang tempat tinggal itu.
Terlebih dulu dia jadi memberikan nasehat kita supaya mengurungkan kemauan, satu bulan terlebih dulu ada kakek
tetangga si bibi melalui di sana waktu magrib mendadak ada yang mendorongnya hingga sakit selama
satu bulan, kebetulan kakek itu keluar tempat tinggalnya serta membetulkan narasi itu. Namun 3 anak itu tak
mengurungkan tujuannya sekalipun.
Kami juga masuk tempat tinggal itu, saya segera mengajak mereka segera kehalaman belakang
lantaran terasa mereka bakal nampak di sana. Benar saja kami melalui satu lorong untuk
kehalaman belakang, saya hingga lebih dahulu lalu disusul heru lalu jaya serta si anto yang
menginginkan lihat hantu jadi masihlah ketakutan sembari memegang pintu gerbang tak berani masuk.
Namun waktu jaya baru 1/2 perjalanan mendadak dia lari kencang keluar tempat tinggal itu, lihat jaya lari,
heru juga balik tubuh serta lari juga namun hingga sebagian mtr. langkahnya berhenti serta lalu dia
berkata, “rid ada yang hadang saya nih, tolong” dengan tenang saya segera pegang heru serta saya
lihat heru sesungguhnya telah 1/2 kerasukan.
“kalau kalian mendadak lihat penampakan serta terasa pusing dapat di pastikan bila kalian sudah
1/2 kerasukan”.
Sewaktu itu saya segera jadikan heru sebagai mediasi, saya ajukan pertanyaan apa sajakah yang dia saksikan. Dia
lihat seseorang wanita menggunakan kebaya putih dengan bawahan kain mukanya pucat tengah melotot
kepadanya, ada raksasa tinggi besar mukanya seram, kepala bertanduk serta bertaring seolah sedang
geram pada kami serta banyak lagi yang ada di dalam tempat tinggal itu.
Hanya saya tak gegabah untuk menyerang mereka. lantaran tujuannya kan cuma untuk lihat, saya
juga mengajak heru kembali keluar tempat tinggal itu. Saya katakan janganlah lari kelak anda terserang, dia pun
jalan disamping saya sembari sesekali lihat dalam tempat tinggal itu melalui jendela yang rata-rata sudah
jebol, hingga digerbang.
Saya menyuruh heru mengunci kembali gerbang itu sembari gemetaran tangannya menguncinya tapi
macet, nyatanya wanita berbaju kebaya itu tengah ada di hadapan heru. Saya juga sangat terpaksa melompat
pagar serta menguncinya dari dalam, saya rada jengkel dengan si anto, dia miliki niatan jadi nggak
turut, saya sumpahi tidak akan tidur tenang malam itu.
Malam itupun berlanjut kita bercakap serta heru masihlah terlihat ketakutan hanya gelagatnya sudah
tak beres, positif dia telah kerasukan. Waktu itu saya kembali mengajaknya ke warung kopi depan
tempat tinggalnya. Setiba diwarung kopi mendadak si heru bicara padaku “rid, dia ngikuti kita tuh, tuh saya
di panggil. Dia di sudut gang itu, dia geram sama kita” serta dia katakan lagi mari kita mohon maaf, kita
mesti ke sana lagi, ke tempat tinggal itu.
Kita telah salah ganggu mereka selalu saya menimpali heru “ru kita ini manusia derajatnya lebih
tinggi lagian kan tak ngapa-ngapain di sana”, saya sih ogah mohon maaf sama setan. Mari lah rid
saya mohon, tuh si tanduk besar itu masihlah melotot di ujung gang. Dia ingin jemput saya tuturnya, apa
bisa buat pada akhirnya saya menuruti keinginan heru.
Namun untuk menuju ke sana saya berputar melalui jalur yang lain, saya gagasan menginginkan menyadarkan heru.
Setelah tiba di depan masjid saya juga katakan pada heru kalau saya menginginkan buang air kecil. Heru
juga menurut masuk ke masjid, saya selekasnya ambillah air wudhu serta mendatangi heru. Saya pegang
kepalanya serta membaca basmallah saya keluarkan daya tenaga dalam saya.
sontak heru lalu teriak mengerang dimasjid seperti binatang, sembari giginya beradu dan
matanya jadi menyala merah serta tangannya sesekali mencakar keramik masjid hingga berbunyi.
saya agak kaget lantaran baru pertama kalinya lihat seperti ini. Umumnya korban kesurupan yang saya
tangani hanya teriak kesakitan tak ada mencakar atau matanya bercahaya.
Sesudah sebagian menit tak susah untuk mengusirnya. Saya berbisik pada jin yang merasuki heru
supaya keluar atau saya buat lebih menanggung derita lagi, setalah itu heru juga teriak paling akhir “rid sakit lepasin,
tolong lepasin serta dia menepis cengkraman tangan saya dikepalanya. Memanglah sih cengkraman
tangan saya keras serta menyakitkan apa lagi untuk orang yang kerasukan sekian kali lipat
sakitnya. Saya juga ajukan pertanyaan “kamu telah sadar sob” dia menjawab sembari bingung, mengapa saya ada
dimasjid. Lantas saya menerangkan kalau dia tadi kerasukan.
Serta saya bertanya di mana dia paling akhir kali mengingat suatu hal, nyatanya sesudah keluar dari rumah
itu dia tak ingat apa-apa lagi, kami juga kembali kewarung. Jaya serta anto menyusul kami mengira
kami kembali kerumah itu serta mereka menyusul ke sana, sembari menemuiku si jaya juga mengeluh
pusing pada saya. Saya saksikan dia sempat juga lihat suatu hal, saya pegang kepalanya dan
lalu mengalirkan sedikit daya dia telah kembali pada.
Saya juga berikan saran pada anto, lain waktu bila tak siap dengan hal seperti itu lebih baik
janganlah di cari. Demikian halnya rekan-rekan pembaca beberapa cerita horor, bila belum siap lebih baik
dijauhi serta banyak berdoa pada Tuhan YME. Tunggulah narasi setelah itu dari saya.