loading...
Saya bakal bercerita mengenai pengalaman saya. Sebelumnya itu Nama saya Andika beberapa rekan
umum memanggil dika. Saya kelas 6 SD di sekolahan saya waktu itu tengah mengadakan perkemahan
sabtu minggu Persami.
Saat itu saya ditugaskan jadi pemimpin regu jadi saya mesti bertanggungjawab atas semua
pekerjaan. Perkemahan dikerjakan hari sabtu siang hingga minggu sore. Saat kemah di mulai
dari menempatkan tenda, mempersiapkan peralatan masak, hingga baris-berbaris merasa nyaman. Suasana
beralih saat malam mulai membentang, merasa malam itu begitu mencekam, sunyi, serta gelap
lantaran lampunya cuma senter, lilin, serta kayu yang dibakar.
Umumnya saat malam hari kakak-kakak menyuruh untuk roda malam dengan cara grup. Saya
berbarengan dengan rekan-rekan doni, adit, lucky, serta hamdan. Memperoleh giliran pertama untuk ronda
keliling tenda rekan-rekan. Waktu jalan melewati satu perkebunan kosong tak tahu tak tahu
pemiliknya. suasananya makin mencekam serta menyeramkan, mendadak terdengar nada orang
tengah bicara begitu keras serta dibarengi nada orang tengah menebang pohon.
Saya serta rekan-rekan segera kaget, takut, merinding semuanya bercampur aduk jadi satu.
Walau sebenarnya itu telah jam 10. 26 malam, namun saya selalu meneruskan perjalanan itu. Tibalah kami di
pohon yang begitu besar lantaran capek kami beristirahat sesaat dibawah pohon itu. Mendadak hawa
dingin mulai menusuk kulitku, saya heran walau sebenarnya tadi hawanya bebrapa umum saja namun sekarang
beralih begitu dingin dibarengi nada cekikikan yang pelan.
Mendadak pandangan saya konsentrasi pada pohon itu. Tampak sosok berwarna putih ada di salah
satu cabang pohon itu. Saya segera bangun untuk lari, mendadak langkah kaki saya begitu berat dan
pada akhirnya saya seperti patung.
Serta sosok berwarna putih itu melayang hampiri saya serta rekan-rekan. Nyatanya sosok itu
yaitu pocong lantaran saya begitu ketakutan saya segera pingsan. Saya baru sadar keesokan
harinya kakak-kakak memberi tahu saya mengenai perkebunan yang saya lalui dengan rekan-rekan saya.
Kata kakak-kakak, perkebunan itu memanglah angker serta dahulu yang memiliki kebun itu tengah menebang
pohon waktu hujan mendadak yang memiliki kebun itu terpeleset serta kapak yang ia gunakan untuk menebang
pohon itu tertancap dikepalanya serta dia wafat saat itu juga di tempat peristiwa serta arwah pemilik
kebun itu jadi arwah gentayangan. Mulai sejak peristiwa itu saya tak berani melalui perkebunan itu.