Jumat, 18 Maret 2016

Kisah Sejarah Jaka Tingkir dan Pusaka Andalan Keris Kyai Setan Kober

loading...
keris setan kober

Jaka Tingkir serta Pusaka Andalan Keris Kyai Setan Kober – Keris Kyai Setan Kober – adalah satu pusaka Jaka Tingkir yang berwujud keris yang di ciptakan oleh empu jawa asal dari jawa barat. Keris yang populer sakti ini yaitu warisan pusaka dari Sunan Kudus untuk Jaka Tingkir. Pusakan itu belum pernah terkalahkan serta belum pernah tertandingi oleh siapa saja sejak di pegang oleh jaka tingkir. keris yang diperuntukkan untuk dimiliki oleh seorang pemimpin daerah sebagai sarana tolak bala, dan mengamankan wilayahnya dari ada permasalahan mahluk halus ataupun serangan gaib. 

Keris kyai setan kober yang berwatak keras, berhawa panas dan angker menakutkan, buat merinding siapapun yang memandangnya. Permasalahan kegagalan Arya Penangsang itu juga buat Sunan Kudus jadi kuatir dan cemas. Bagaimana apabila Jaka Tingkir datang untuk menuntut balas? Siapa yang bisa hadapi? Sunan Kudus tak tahu demikian tinggi pengetahuan kanuragan yang dimiliki Adipati Adiwijaya itu sampai keris Kyai Setan Kober juga tidak bisa melukai tubuhnya sedikitpun. Arya Penangsang menghimpit Sunan Kudus agar diberi ijin untuk mengadakan penyerangan ke Kadipaten Pajang, karena sudah kepalang basah. Daripada diserang duluan oleh Pajang, lebih baik menyerang duluan. 

Namun Sunan Kudus menghalanginya. Sunan Kudus tetap masih memiliki satu langkah lagi, tetap masih ada satu siasat untuk memancing Adipati Adiwijaya keluar untuk dimusnahkan semuanya pengetahuan kanuragan yang dimilikinya, agar semakin mudah membunuhnya. Siasat ditangani. Sunan Kudus dengan didampingi Sunan Bonang, mengundang Jaka Tingkir untuk dipertemukan dengan Arya Penangsang untuk usaha perdamaian. Tempat dan waktunya sudah mereka atur. Sunan Kudus sudah menyiapkan 2 tempat duduk dari batu. Sunan Kudus mewanti-wanti supaya Arya Penangsang tidak duduk di batu di samping kanannya, karena batu itu batu keramat, punya niat diambil dari satu candi dan akan melunturkan kesaktian siapapun yang duduk di atasnya. Batu itu disediakan untuk Jaka Tingkir supaya semuanya pengetahuan kesaktiannya luntur. 

Tetapi saat datang ke tempat pertemuan itu, Jaka Tingkir sudah mengetahui lewat rasa batinnya kalau batu yang akan didudukinya mempunyai kandungan satu daya gaib negatif yang kuat. Meskipun kegaiban batu itu tetap masih belum cukup kuat untuk miliki dampak padanya, tetapi ia tidak mau sekian saja termakan kelicikan mereka. Jaka Tingkir menolak untuk duduk meskipun berulang-kali dipersilakan duduk, sampai Arya Penangsang juga mengejeknya karena disangka takut duduk di batu itu. ” Silakan saja anda yang duduk disitu apabila berani! “, sekian kata Jaka Tingkir pada Arya Penangsang. Karena malu hati termakan oleh omongannya sendiri, selanjutnya dengan menutup-nutupi kekhawatirannya, Arya Penangsang geser duduk di batu itu. Sebentar duduk di batu itu terasa oleh Arya Penangsang kalau ada daya dingin yang mengalir masuk ke tubuhnya dan terasa kekuatannya melemah, terhisap hilang ke batu itu. 

Kegaiban batu itu telah bekerja padanya. Sebagian Sunan juga tak dapat berbuat apa-apa lagi karena terlanjur sudah berjalan. Jaka Tingkir datang penuhi undangan itu dengan membawa keris Kyai Setan Kober sitaannya. Di hadapan Arya Penangsang dan Sunan Bonang, Jaka Tingkir menyerahkan keris itu pada Sunan Kudus, sebagai bukti perbuatan jahat Arya Penangsang padanya. Lantas sambil menyampaikan banyak anjuran, Sunan Kudus menyerahkan keris itu kembali ke Arya Penangsang. Tetapi Arya Penangsang yakni seorang yang tinggi hati. Sudah terlanjur malu, ia tidak mau sekian saja terima dirinya dipersalahkan. Sambil menghunus Setan Kober kerisnya ia menantang perang pada Jaka Tingkir. ” Perselisihan harus ditangani lewat cara lelaki! “, sekian katanya. ” Apabila saya sendiri yang menusukkan keris ini ke tubuhmu, belum tentu anda tetap masih akan bisa sombong “. Lewat cara refleks Jaka Tingkir juga mencabut kerisnya, berdiri siap bertarung dengan kerisnya di tangan kanannya. 

Tetapi Sunan Kudus dan Sunan Bonang cepat-cepat melerai mereka dan memerintahkan Arya Penangsang menyarungkan kembali kerisnya. Selanjutnya mereka semasing pulang dengan tidak ada perdamaian di antara mereka. Untunglah saat itu Arya Penangsang menginginkan menyarungkan kerisnya. Apabila tidak, pastinya sudah tamat riwayatnya. Kesaktian Jaka Tingkir tetap masih terlalu tinggi. Kesiuran pancaran hawa daya kesaktiannya terasa sekali waktu ia refleks mencabut kerisnya dan siap bertarung dengan keris di tangan kanannya. Apabila sampai berjalan pertarungan, semuanya yang ada disitu tidak ada yang bisa menahannya. Terutama kenyataannya keris yang ada di tangan Jaka Tingkir yakni Kyai Sengkelat, keris yang lebih lebih sakti di banding Kyai Setan Kober dan semuanya pusaka yang ada di Demak saat itu. Bersamaan keris Kyai Sengkelat di tangan Jaka Tingkir, yang tidak tahu darimana didapatkannya, telah menjadikan Jaka Tingkir seorang yang tetapkan tanding. 

Gabungan wahyu keris yang telah menyatu dengan pribadi Jaka Tingkir telah menjadikan efektivitas wahyu keilmuan dan wahyu spiritual yang telah ada pada dirinya berlipat-lipat ganda pengaruhnya. Jaka Tingkir dipenuhi dengan ilham untuk memperdalam, juga untuk bikin bebrapa pengetahuan baru. Ditambah lagi ia juga mewarisi bebrapa pengetahuan tua saat Singasari dan Majapahit. Waktu telah masak usianya Jaka Tingkir jadi salah seorang manusia sakti yang sulit sekali dicari tandingannya. Keris Kyai Sengkelat telah dapatkan pasangannya, seorang manusia berpribadi ksatria dan berbudi pekerti tinggi yang searah dengan pribadi wahyu keris itu, yang juga memiliki wahyu raja di dalam dirinya, sama seperti perkenan Dewa. Setelah momen itu Sunan Kudus memerintahkan Arya Penangsang untuk bertapa dan berpuasa 40 hari untuk memulihkan kembali kesaktiannya dan untuk ditambahkan dengan bebrapa pengetahuan baru yang lebih tinggi lagi.