Kamis, 17 Maret 2016

Kisah Sejarah Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu adalah satu nama kerajaan yang ada di Pulau Sumatera. Dari bukti serta info yang diambil kesimpulan dari prasasti serta berita dari Cina, kehadiran kerajaan yang alami naik turun ini bisa di di ketahui diawali pada era ke-7 yang berpusat di sekitaran Jambi. 

Sumber Sejarah Kerajaan Melayu 
Berita Asing 
Satu diantara sebagai referensi mengenai kerajaan Melayu dari luar negeri yaitu sumber berita datang dari Cina, dari Dinasti Tang. Mengatakan pertama kalinya mengenai datangnya utusan dari negeri Mo-Lo-Yeu, pada th. 544-545 (Paul Pelliot). Nama Mo-Lo-Yeu ini bisa dikaitkan dengan negeri Melayu yang letaknya di pantai Timur Sumatera serta Pusatnya sekitaran Jambi (Sartono, 1975). Berita I-Tsing 872 menyebutkan kalau dalam perjalanannya dari Kanton menuju India, berkunjung di Sriwijaya sepanjang enam bln. untuk belajar bhs Tata Bhs Sangsakerta, lalu Ia berkunjung di Melayu sepanjang dua bln. untuk setelah itu melanjutkan perjalanannya ke India. 

Berita I-Tsing setelah itu menyebutkan kalau pada era ke-7 Melayu memegang fungsi utama dalam jalan raya pelayaran dari India ke negeri-negeri seelah barat selatan Malaka. Sekianlah kalau Melayu terkecuali sebagai nama kerajaan juga ibu kota kerajaan sekalian sebagai kota pelabuhan. Chau-Yu-liua (1225) dalam bukunya Chu-Fan-Shih bercerita kalau Palembang yaitu daerah taklukan Jambi (Melayu). 

Prasasti 
Prasasti Masjusri 
Pada prasasti diatas arca Manjusri dari candi Jago dijelaskan kalau pada th. 1343, Adityawarman berbarengan dengan Gajah mada mengalahkan Bali. 

Prasasti Amoghapasa 

Menurut prasasti Amoghapasa yang di keluarkan oleh raja Kertanegara pada th. 1286 atau 1208 Saka yang diketemukan di daerah Darmasraya (Jambi), kalau pada era ke 13 pusat kekuasaan Melayu ada di Damasraya. 

Prasasti Padang Roco 

Prasasti Padang Roco yaitu satu prasasti yang diketemukan di kompleks percandian Padangroco, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Pada th. 1911 dari Padangroco diketemukan satu alas arca Amoghapāśa yang pada empat sisinya ada prasasti (NBG 1911 : 129, 20e). Prasasti ini dipahatkan 4 baris tulisan dengan aksara Jawa Kuna, serta menggunakan dua bhs (Melayu Kuna serta Sansekerta) (Krom 1912, 1916 ; Moens 1924 ; serta Pitono 1966). 
loading...
  • Isi dari prasasti itu yaitu seperti yang ditranslate oleh Prof. Slamet Muljana : 
  • Bahagia! Pada th. Śaka 1208, bln. Bādrawāda, hari pertama bln. naik, hari Māwulu wāge, hari Kamis, Wuku Madaņkungan, letak raja bintang di baratdaya... 
  • Tatkalai tersebut arca paduka Amoghapāśa lokeśwara dengan empat belas pengikut dan tujuh ratna permata dibawa dari bhūmi jāwa ke swarnnabhūmi, agar ditegakkan di dharmmāśraya, 
  • sebagai hadiah śrī wiśwarūpa kumāra. Untuk maksud itu pāduka śrī mahārājādhirāja kŗtanagara wikrama dharmmottunggadewa memerintahkan rakryān mahā-mantri dyah adwayabrahma, rakryān śirīkan dyah sugatabrahma 
  • samagat payānan hań dīpankaradāsa, rakryān damun pu wīra untuk menghantarkan pāduka Amoghapāśa. Mudah-mudahan hadiah itu bikin senang seluruh rakyat di bhūmi mālayu, termasuk juga brāhmaņa, ksatrya, waiśa, sūdra serta terlebih pusat seluruh beberapa āryya, śrī mahārāja śrīmat tribhuwanarāja mauliwarmmadewa. 


Prasasti Kedukan Bukit 

prasasti ini bercerita penundukan Kerajaan Melayu oleh Sriwijaya

Saat pertangahan era kesebelas Kerajaan Sriwijaya mulai lemah akibat serbutan dahsyat Colamandala, negeri Malayu memakai peluang untuk bangkit kembali. Satu prasasti yang diketemukan di Srilanka menyebukan, kalau pada jaman pemerintahan Vijayabahu di Srilangka (1055 – 1100), Pangeran Suryanarayana di Malayaprua (Sumatera). Hal semacam ini tunjukkan kalau pada pertengahan era kesebelas, negeri Malayu – Jambi sudah sukses memerdekakan dianya dari kekuasaan Sriwijaya. 

Kitab Negara Kertagama serta Pararaton 
Negara Kertagama serta Pararaton memberitakan kalau pada th. 1275 saat pemerintahan Sri Kertanegara di kirim ekspedisi dari Singosari ke Swarnabumi yang dimaksud Pamalayu. Dalam Kertagama Pupuh XLI/5 di jabarkan dengan terang mengenai pengiriman tentara Singosari ke Melayu itu. Untuk hadapi pelebaran kekuasaan bangsa Mongol, sebagai persahabatan, jadi raja Kertanegara kirim satu arca Amoghapasa yang disebut hadiah dari raja Kertanegara untuk Sri Maharaja Mauliwarmadewa. Patung ini diletakkan ditempat suci Dharmasraya. 
Kerajaan Melayu Berpusat Di Jambi 
a. Letak Geografis 
Kerajaan Melayu terdapat di Pantai Timur Sumatera serta pusatnya di sekitaran Jambi. Lantaran letaknya yang strategis di pinggir pantai dekat Selat Malaka, jadi kerajaan Melayu adalah jalan perdagangan yang ramai sekalian adalah jalan yang paling dekat pada India serta Cina. Disuatu waktu, Melayu memegang fungsi utama dalam jalan raya perdagangan. 
b. Keagamaan 
Masyarakat di daerah Melayu pada awalnya memeluk agama Budha Hinayana, namun lalu memeluk agama Budha Mahayana. Hal semacam ini lantaran aktivitas dari seseorang guru besar yang bernama Dharmapala yang datang dari India. Ia awal mula mengajar di Nalanda lalu pergi ke Swarnadwipa. 
c. Pemerintahan 
Melayu adalah satu kerajaan besar yang ada di pulau Sumatera pada era ke 7 masehi. Dari ekspedisi pamalayu yang diantar oleh Kertanegara bisa di ketahui kalau di kerajaan Melayu memerintah seseorang raja yang bernama Mauliwarmadewa. Kemudian, dari prasasti-prasasti yang didapati di Minangkabau, bisa di ketahui juga kalau pada era ke 14 masehi, memerintah seseorang raja yang bernama Adityawarman. 

Pemerintahan Adityawarman 
Adityawarman yaitu anak dari Adwayawarman. Sesungguhnya ia yaitu keturunan raja Majapahit. Selekasnya sesudah Adityawarman jadi raja, ia mulai membuat kembali kerajaan peninggalan raja Mauliwarmadewa. Ia mulai meluaskan daerah kekuasaannya hingga ke Pagarruyung. Usaha ini dikerjakannya pada th. 1347. Sesudah usahanya sukses ia mengangkat dianya sebagai maharaja diraja. Gelar yang dipakainya adalah Udayadityawarman atau Adityawarmadaya Pratapa Parakrmarajendra mauliwarmadewa. 

Dari prasasti yang di keluarkan oleh Adityawarman bisa di ketahui kalau ia yaitu penganut agama Budha Tantrayana. Adityawarman digantikan oleh anaknya yang bernama Anangawarman.