Kamis, 17 Maret 2016

Kisah Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma yaitu satu kerajaan yang pernah berkuasa di lokasi barat pulau Jawa pada era ke-4 sampai era ke-7 M. Taruma adalah satu diantara kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan histori. Dalam catatan histori serta peninggalan artefak di sekitaran tempat kerajaan, tampak kalau ketika itu Kerajaan Taruma yaitu kerajaan Hindu beraliran Wisnu. 

A. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA 
Tarumanagara sendiri cuma alami saat pemerintahan 12 orang raja. Pada th. 669, Linggawarman, raja Tarumanagara paling akhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri memiliki dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih jadi istri Tarusbawa dari Sunda serta yang ke-2 bernama Sobakancana jadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Dengan cara automatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh pada menantunya dari putri sulungnya, yakni Tarusbawa. 

Kekuasaan Tarumanagara selesai dengan beralihnya tahta pada Tarusbawa, lantaran Tarusbawa pribadi lebih inginkan untuk kembali pada kerajaannya sendiri, yakni Sunda yang terlebih dulu ada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, cuma Galuh yg tidak setuju serta mengambil keputusan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi lokasi Tarumanagara. 

Raja-raja Tarumanegara 
1. Jayasingawarman 358-382 
2. Dharmayawarman 382-395 
3. Purnawarman 395-434 
4. Wisnuwarman 434-455 
5. Indrawarman 455-515 
6. Candrawarman 515-535 
7. Suryawarman 535-561 
8. Kertawarman 561-628 
9. Sudhawarman 628-639 
10. Hariwangsawarman 639-640 
11. Nagajayawarman 640-666 
12. Linggawarman 666-669 

B. SUMBER-SUMBER SEJARAH 
Bukti kehadiran Kerajaan Taruma di ketahui lewat sumber-sumber yang datang dari dalam ataupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berbentuk tujuh buah prasasti batu yang diketemukan empat di Bogor, satu di Jakarta serta satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini di ketahui kalau kerajaan di pimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada th. 358 M serta beliau memerintah hingga th. 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitaran sungai Gomati (lokasi Bekasi). Kerajaan Tarumanegara adalah lanjutan dari Kerajaan Salakanagara. 

Sedang sumber-sumber dari luar negeri yang datang dari berita Tiongkok diantaranya : 
Berita Fa-Hsien, th. 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi bercerita kalau di Ye-po-ti cuma sedikit didapati beberapa orang yang beragama Buddha, yang banyak yaitu beberapa orang yang beragama Hindu serta beberapa masihlah animisme. Berita Dinasti Sui, bercerita kalau th. 528 serta 535 sudah datang utusan dari To- lo-mo yang terdapat di samping selatan. Berita Dinasti Tang, juga bercerita kalau th. 666 serta 669 sudah datang utusaan dari To-lo-mo. 

Dari tiga berita diatas beberapa pakar menyimpulkan kalau arti To-lo-mo dengan cara fonetis penyesuaian kata-katanya sama juga dengan Tarumanegara.
Jadi berdasar pada sumber-sumber yang sudah diterangkan terlebih dulu jadi bisa di ketahui sebagian segi kehidupan mengenai kerajaan Tarumanegara. 

Kerajaan Tarumanegara diprediksikan berkembang pada th. 400-600 M. Berdasar pada prasast-prasati itu di ketahui raja yang memerintah pada saat itu yaitu Purnawarman. Lokasi kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, mencakup nyaris semua Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor serta Cirebon. 

C. PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA 
1. Prasasti Ciaruteun 
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor. 

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea diketemukan di pinggir sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti itu memakai huruf Pallawa serta bhs Sansekerta yang terbagi dalam 4 baris disusun kedalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Selain itu ada lukisan sejenis laba-laba dan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. 

Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun memiliki 2 makna yakni : Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah itu (tempat diketemukannya prasasti itu). 
loading...
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan serta eksistensi seorang (umumnya penguasa) sekalian penghormatan sebagai dewa. Hal semacam ini bermakna menyatakan kedudukan Purnawarman yang dimisalkan dewa Wisnu jadi dikira sebagai penguasa sekalian pelindung rakyat 

2. Prasasti Jambu 
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, diketemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitaran 30 km samping barat Bogor, prasasti ini dapat memakai kalau Sansekerta serta huruf Pallawa dan ada gambar telapak kaki yang berisi memberikan pujian pada pemerintahan raja Mulawarman. 

3. Prasasti Kebonkopi 
Prasasti Kebonkopi diketemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor. Yang menarik dari prasasti ini yaitu ada lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yakni gajah tunggangan dewa Wisnu. 

4. Prasasti Muara Cianten 
Prasasti Muara Cianten, diketemukan di Bogor, tercatat dalam aksara ikal yang belum bisa di baca. Di samping tulisan ada lukisan telapak kaki. 

5. Prasasti Pasir awi 
Prasasti Pasir Awi diketemukan di daerah Leuwiliang, juga tercatat dalam aksara ikal yang belum bisa di baca. 

6. Prasasti Cidanghiyang 
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, diketemukan di kampung lebak di pinggir sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru diketemukan th. 1947 serta diisi 2 baris kalimat berupa puisi dengan huruf Pallawa serta bhs Sansekerta. Isi prasasti itu mengagungkan keberanian raja Purnawarman. 

7. Prasasti Tugu 
Prasasti Tugu di Museum Nasional. Prasasti Tugu di dapatkan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada suatu batu bulat panjang melingkar serta berisi paling panjang di banding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, hingga ada banyak hal yang bisa di ketahui dari prasasti itu. 

Beberapa hal yang bisa di ketahui dari prasasti Tugu yaitu : 
Prasasti Tugu mengatakan nama dua buah sungai yang populer di Punjab yakni sungai Chandrabaga serta Gomati. Karenanya ada info dua buah sungai itu menyebabkan tafsiran dari beberapa sarjana satu diantaranya menurut Poerbatjaraka. Hingga dengan cara Etimologi (pengetahuan yang pelajari mengenai arti) sungai Chandrabaga disimpulkan sebagai kali Bekasi. 

Prasasti Tugu juga mengatakan anasir penanggalan meskipun tak komplit dengan angka tahunnya yang dijelaskan yaitu bln. phalguna serta caitra yang disangka sama juga dengan bln. Februari serta April. 

Prasasti Tugu yang mengatakan dikerjakannya upacara selamatan oleh Brahmana dibarengi dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja. 
D. KEHIDUPAN KERAJAAN TARUMANEGARA 

KEHIDUPAN POLITIK 
Berdasar pada tulisan-tulisan yang ada pada prasasti di ketahui kalau raja yang pernah memerintah di tarumanegara hanya raja purnawarman. Raja purnawarman yaitu raja besar yang sudah sukses tingkatkan kehidupan rakyatnya. Hal semacam ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyebutkan raja purnawarman sudah memerintah untuk menggali satu kali. Penggalian satu kesempatan ini begitu besar berarti, lantaran pembuatan kesempatan ini adalah pembuatan saluran irigasi untuk membuat lancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. 

KEHIDUPAN SOSIAL 
Kehidupan social kerajaan tarumanegara telah teratur rapi, hal semacam ini tampak dari usaha raja purnawarman yang selalu berupaya untuk tingkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja purnawarman juga begitu memerhatikan kedudukan golongan brahmana yang dikira utama dalam melakukan tiap-tiap upacara korban yang dikerjakan di kerajaan sebagai sinyal penghormatan pada beberapa dewa. 

KEHIDUPAN EKONOMI 
Prasasti tugu menyebutkan bahwavraja purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk bikin satu terusan selama 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki makna ekonomis yang besar nagi orang-orang, Lantaran bisa dipakai sebagai fasilitas untuk menghindar banjir dan fasilitas lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan tarumanegara denagn dunia luar. Juga perdagangan dengan daera-daerah di sekelilingnya. Mengakibatkan, kehidupan perekonomian orang-orang kerajaan tarumanegara telah jalan teratur. 

KEHIDUPAN BUDAYA 
Diliat dari tehnik serta langkah penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang diketemukan sebagai bukti kebesaran kerjaan tarumanegara, bisa di ketahui kalau tingkat kebudayaan orang-orang ketika itu telah tinggi. Terkecuali sebagai peninggalan budaya, kehadiran prasasti-prasasti itu tunjukkan sudah mengembangnya kebudayaan catat menulis di kerajaan tarumanegara